Salah satu spesialisasi jurusan teknik sipil adalah perhitungan struktur bangunan. Merancang bangunan agar benar-benar kokoh, dan kuat memikul segala macam beban. Pula, mengaplikasikannya dengan sempurna pada saat proses konstruksi. Agar sesuai dengan rancangan. Nah, dalam perhitungan tersebut terdapat ratusan kode alfabet.
Melanjutkan pembahasan bagian pertama. Tentang ragam istilah terkait dengan perhitungan struktur beton. Kali ini juga tidak kalah penting. Adalah ragam kode A-Z. Serta turunannya. Kode-kode tersebut adalah mewakili suatu unsur, benda, atau material yang terdapat pada konstruksi bangunan. Sebagai sarana untuk memudahkan melakukan pengenalan, perhitungan, serta pelaksanaan bangunan.
Penting juga diketahui, bahwa ragam kode ini juga sering sering ditemui pada pekerjaan konstruksi baja. Jadi, bukan hanya pada struktur beton. Oleh sebab itu, jangan heran beberapa kode berikut, adalah sama dengan kode-kode yang terdapat pada perhitungan struktur baja.
Jenis-jenis kode dan artinya
Perhatikan penulisan kode alfabet A-Z dibawah ini. Terbagi menjadi 3 bagian, yakni menggunakan huruf kapital, lalu huruf kecil. Kemudian, kombinasi dengan simbol-simbol, atau lambang-lambang unsur. Hal tersebut adalah berlaku baku. Yang mana semua kode-kode tersebut adalah baku. Dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Beton Bertulang Indonesi (PBI) 1971.
Awalan huruf A
Terdiri dari 13 macam, antara lain:
- A = luas (besi) tulangan tarik non pratekan (mm2).
- A’ = luas tulangan tekan
- A1 = luas tulangan tarik, yang mana letak pemasangannya paling jauh dari gaya normal tarik.
- A2 = (kebalikan dari A1); letak pemasangan paling dekat.
- Aᵇ = luas bidang tekan pada tumpuan
- Aᶠ = luas pengganti dari bagian flens suatu balok yang menonjol keluar.
- Aʰ = luas efektif besi tulangan horizontal yang digunakan pada balok konsol, dan kantilever
- Aᵐ = luas efektif tulangan besi dengan posisi pemasangan miring.
- Aᵒ = jumlah besi tulangan spiral per satuan tinggi sebuah kolom beton.
- Aˢ = luas efektif begel/sengkang.
- a = ukuran beban, atau reaksi tumpuan terpusat
- aᵍ = jarak pasang tulangan geser
- aˢ = jarak pasang sengkang
Lebih jauh lagi tentang turunan kode alfabet. Sebenarnya ada juga yang terdiri dari 3 huruf. Misalnya, Aᵐᵉᵐ yang artinya adalah luas tulangan memanjang untuk memikul puntir. Juga, a’ˢᵖ yang berarti jarak lilitan spiral pada kolom beton yang berbentuk bulat. Dan, masih ada beberapa lagi.
Kode turunan tersebut sebenarnya merupakan detail (kelanjutan) dari kode-kode sebelumnya yang sejenis. Yang terdiri dari 2 huruf, maupun 1 huruf. Pun, hal yang sama adalah berlaku untuk semua kode alfabet B sampai Z.
Kode B
Terdiri 4 macam, yaitu:
- B = luas seluruh penampang kolom yang berbentuk bulat. Atau, sering juga di artikan ukuran sisi terpendek telapak pondasi.
- Bt = luas teras dari sebuah kolom bulat
- b = lebar penampang kolom, dan balok beton persegi. Serta lebar badan profil baja T. Pula ditujukan sebagai ukuran beban, atau reaksi tumpuan terpusat.
- bᵐ = lebar manfaat penampang balok T.
Kode C
C = koefisien penampang yang menentukan kekakuan puntir sebuah balok.
C1 = koefisien pada perhitungan penampang kolom beton bulat.
c = diameter beban, atau reaksi tumpuan terpusat
c1 = ukuran kolom persegi, kepala kolom, atau dinding pemikul. Yang di ukur/hitung sesuai dengan arah momen.
c2 = (difinisi sama dengan c1), namun perhitungan momen dilakukan secara tegak lurus.
D
Kode alfabet D, umumnya dikenal singkatan dari diameter. Benar, hal itu juga berlaku pada bidang ilmu teknik sipil. Namun, mengarah pada objek yang berkaitan dengan struktur bangunan. Kode D diartikan sebagai resultante tegangan-tegangan tekan. Namun, khusus bidang pekerjaan pondasi. Huruf ini punya arti yang lain, yakni diameter bagian bawah telapak sebuah tiang pondasi.
E
Ragam kode yang dimulai dengan huruf E antara lain:
Eᵃ = modulus elastis baja (2,1 x 10 pangkat 6 kg/cm2)
Eᵇ = modulus sekan beton
e = eksentrisitas gaya normal akibat beban kerja yang terjadi terhadap garis sistem
eᵘ = artinya sama dengan e. Namun, akibat beban batas.
F
Dari sekian banyak kode alfabet A-Z, ternyata hanya 1 yang berawalan F, yaitu Fᵗ. Arti kode ini adalah luas teras penampang balok persegi, yang mengalami puntir. Namun demikian, secara umum pemakaian huruf F sendiri, adalah berarti luas penampang suatu benda. Dalam hal ini tidak ada batasan, apakah benda persegi, bulat atau bentuk yang lain. Pokoknya luas penampang sebuah material.
G
Hanya terdiri 1 kode. Pun, bukan tertulis dengan huruf besar. Melainkan huruf kecil (g). Artinya adalah beban mati yang direncanakan pada satu struktur, dengan menggunakan satuan luas. Atau, sering disebut terbagi sama rata.
H
H = tinggi kolom portal sama dengan jarak antara balok-balok portal, dari sumbu ke sumbu.
Hᵇ = tinggi bersih kolom portal, sama dengan jarak antara tepi atas fan baeah sebuah balok portal.
Hᵒ = ukuran vetikal sebuah lubang yang berbentuk persegi.
h = tinggi manfaat suatu penampang struktur beton, sama dengan jarak titik berat besi tulangan tarik, dan tepi penampang yang mengalami tekan.
h1 = tinggi total penampang balok persegi, atau balok T. Atau, sering juga diartikan ukuran penampang kolom persegi, serta diameter penampang kolom yang berbentuk bulat.
Kode alfabet I
Iᵇ = momen inersia balok terhadap garis beratnya, tanpa memperhitungkan adanya tulangan.
Iᵏ = sama dengan Iᵇ, cuma bukan pada balok. Melainkan kolom.
Iᵖ = panjang batang penahan geser, yang diukur dari pusat kolom, atau beban terpusat.
i = jari-jari inersia utama minimum, dari sebuah penampang kolom bulat.
Kode K
K = perbandingan antara kekakuan cabang penahan geser, dan kekakuan penampang komposit sekitar penahan geser. Dengan lebar (kode) = a + hᵗ
K’ = perbandingan antara kekakuan lentur kolom-kolom yang terdapat di sebelah atas dan bawah plat, serta kekakuan lentur plat dan balok pada satu titik pertemuan.
kᵇ = kekuatan lentur balok
kᵏ = kekuatan lentur kolom
kº = koefisien ordinat balok tegangan tekan yang terbuat dari beton.
kᵗ = kekakuan puntir dari bagian-bagian balok, atau kolom penahan
Huruf L
Kode alfabet juga tergolong banyak, berikut jenis-jenisnya:
L = bentang struktur utama bangunan
L1 = panjang sebuah bentangan yang diukur dari tumpuan ke arah momen bekerja.
L2 = panjang bentang bersih yang diukur dari bidang muka tumpuan ke arah tegak lurus momen
l = bentang balok, atau jarak antara kolom
lᵇ = bentangan bersih sebuah balok.
lᵏ = panjang tekuk kolom bulat
lº = ukuran horizontal sebuah lubang yang berbentuk persegi
lᵖ = panjang cabang penahan geser, yang diukur dari pusat kolom
lᵗ = bentang teoritis balok, atau plat
lˣ = bentang terkecil plat
lʸ = ukuran bentang terbesar plat
M
Kode M = momen lentur akibat beban kerja
Mʰ = momen pikul maksimum yang diperlukan oleh balok penahan geser
Mᵒ = momen lentur balok atau plat, akibat beban terpusat atau tersusun. Atau, sering juga disebut momen rencana.
Mˢ = momen lentur yang dianggap mampu sebagai penahan geser, dalam jalur kolom.
Mᵗ = momen puntir
Mᵘ = momen lentur batas, akibat beban batas
N
Kode N = gaya normal akibat beban kerja
Nᵘ = gaya normal akibat beban batas
n = angka ekivalensi Eᵃ/Eᵇ
Abjad P
P = beban hidup yang terbagi rata pada semua tumpuan struktur bangunan
p = beban hidup yang direncanakan per satuan luas bangunan
pˢ = perbandingan antara isi spiral, dan isi tetas kolom bulat
pᵘ = reaksi tumpuan terpusat akibat beban batas
Q
Kode Q = gaya melintang akibat beban kerja
Qᵘ = gaya melintang akibat beban yang terbatas
Qº = gaya melintang maksimum balok atau plat, yang terjadi akibat beban-beban terpusat, atau tersusun.
q = beban rencana total per satuan luas (p + g).
R
Kode alfabet R = perbandingan antara kekakuan puntir, dari penampang balok tepi. Dan, kekakuan lentur dari jalur plat.
r = koefisien reduksi pada perhitungan tegangan geser, akibat adanya lubang pada dinding geser
S
Kode S = perbandingan antara sisi yang panjang dan pendek, dari sebuah pondasi telapak
s = lebar kerja plat pada beban terpusat
sᵃ = lebar kerja plat pada beban terpusat, berada ditengah bentangan.
sᵇ = lebar kerja plat pada beban terpusat, yang berada di tepi bentang (lˣ).
T
T = resultante tegangan-tegangan tarik
Tᵇ = gaya tarik miring tambahan yang berada di sudut lubang dinding geser.
t = tebal flens penampang balok yang berbentuk T. Atau, tinggi baja profil penahan geser.
U – Z
Uᵗ = keliling teras penampang balok persegi yang mengalami puntir
v = jarak terkecil dari beban terpusat ke tepi plat yang tidak di tumpu.
x = ukuran terkecil bangian persegi panjang, dari suatu penampang yang memikul puntir.
y = ukuran terbesar… seterusnya sama dengan kode alfabet x.
yᵘ = jarak garis netral dari tepi penampang yang tertekan
zᵘ = lengan momen dalam keadaan beban batas. Atau, sering juga diartikan sebagai jarak antara gaya-gaya D dan T dalam kondisi normal.
Cara mudah memahami kode
Setelah membaca kode alfabet dari A-Z, seharusnya Sobat BajaSatu bisa menangkap satu hal. Apa itu?. Yaitu abjad kedua pada kode. Cara penulisannya berulang. Contoh kode Mᵘ, Nᵘ, pu, Qᵘ, yᵘ dan zᵘ. Adalah menggambarkan bahwa unsur tersebut bersinggungan dengan beban batas. Jadi, arti ᵘ disini adalah beban batas. Demikian halnya kode lain, yang terdiri dari 2 huruf.
Maka dari itu, sebaiknya pahami dulu kode yang terdapat dibelakang kode. Kemudian kode yang terdapat di depannya. Kalaupun, terdiri dari 3 huruf. Berarti huruf/kode ke-3 adalah turunan (penjabaran) dari huruf ke-2. Mudah bukan?. Sekarang tinggal huruf pertama. Untuk ini, saran kami harus berlatih, dan terus berlatih. Semoga bermanfat.